Info gresik – Wakil Presiden Republik Indonesia (2004-2019), Muhammad Jusuf Kalla mengajak 800 mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) untuk jadi generasi rahmatan lil alamin yang berjiwa pembelajar dan penggerak bagi bangsa dan umat manusia lewat Gerakan 45.

Gerakan 45 merupakan bentuk dari rukun islam yang ke-4 (zakat) dan ke-5 (haji). Gerakan ini dapat menjadikan mahasiswa jadi generasi pembelajar dan penggerak yang sejati. Karena berzakat dapat melatih mahasiswa untuk ikhlas. Jika ditunaikan bersama dengan ikhlas dan tanpa paksaan, zakat berfungsi untuk melatih seluruh orang jadi spesial yang ikhlas dan tulus jalankan kebajikan bagi orang lain. Inilah hikmah zakat yang dapat membawa banyak keselamatan bagi manusia.

“Zakat termasuk berfungsi mendatangkan kebaikan-kebaikan didalam hidup. Rezeki dilancarkan, kualitas hidup meningkat, hati mulai tenang, dan kehidupan termasuk mulai lebih tentram sebab kebaikan yang sudah dilakukan,” katanya di Auditorium lantai 9 Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya.

Pria kelahiran 15 Mei 1942 di Watampone, Sulawesi Selatan ini menerangkan, zakat adalah anggota utama dari alur solidaritas sosial yang berpijak kepada penyediaan keperluan basic kehidupan. Kebutuhan basic kehidupan itu berbentuk makanan, sandang, area tinggal (papan), terbayarnya hutang-hutang, memulangkan orang-orang yang tidak dapat pulang ke negara mereka, melewatkan hamba sahaya dan bentuk-bentuk solidaritas lainnya yang ditetapkan didalam Islam.

Zakat membawa efek positif yang amat vital didalam mendorong gerakan roda perekonomian Islam dan mengembangkannya. Karena perkembangan harta individu pembayar zakat menambahkan kemampuan dan kemajuan bagi ekonomi masyarakat,” ungkapnya.

Selain rukun Islam yang ke-4, Jusuf Kalla termasuk mengajak mahasiswa untuk merencakanan dan meniatkan untuk berhaji. Ibadah haji memilki dampak-dampak positif dan manfaat yang banyak baik bagi individu yang jalankan ibadah haji maupun penduduk pada umumnya.

“Bagi yang jalankan ibadah haji, dapat terpancar kebaikan dan kesalihan dari pribadinya,” paparnya.Pria yang mengenyam pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makassar (1967) ini menjelaskan, Ibadah haji termasuk melatih seorang Muslim mengamalkan prinsip-prinsip kemanusiaan, persaudaraan, dan persamaan secara universal.

Seseorang yang jalankan rukun islam yang ke-5 dapat melewatkan diri dari egonya, agar dia dapat mendapati dirinya larut didalam sebuah kumpulan akbar manusia, yang bersatu, tak tercerai-berai, dan berbarengan mencukupi satu panggilan untuk berputar memutari satu pusat, lantas kumpulan haji yang disatukan dan mengumpulkan ini bergerak untuk melempar setan.

“Ini merupakan bentuk utama jadi sosok penggerak kehidupan,” terangnya.

Dalam ibadah haji, seluruh orang diminta menanggalkan pakaian, perhiasan yang seringkali menandai perbedaan daerah, kelas sosial dan sebagainya. Sebagai gantinya, seluruh Mengenakan baju simple yang lebih mirip bersama dengan kain kafan. Ketika berthawaf dan berwukuf di arafah, tidak terlihat kefakiran dan kekayaan seseorang.

“Melalui gerakan 45, Insya Allah mahasiswa Unusa dapat dapat jadi generasi generasi rahmatan lil alamin yang berjiwa pembelajar dan penggerak bagi bangsa dan umat manusia,” pungkasnya.