Pecinta anime pasti tak merasa asing dengan sebutan animator bukan? Kebanyakan, anime Jepang jauh lebih digandrungi oleh penggemarnya. Namun, apakah sudah tahu bagaimana kehidupan para animator Jepang?

Kebanyakan pasti hanya mengetahui bahwa animator hidup dengan rasa enak, nyaman, dan bayaran yang tinggi. Pekerjaannya yang tak mengenal waktu pagi dan malam, membuat banyak animator yang harus lembur dan tak mengenal jam tidur. Lalu, apa sajakah fakta-fakta tersembunyi lainnya dari kehidupan para animator Jepang? Simak berikut ini:

1. Bayaran kecil dan tak seberapa

Jika menganggap bahwa para animator Jepang hidup dengan kekayaan dan uang yang berlimpah, maka pemikiran tersebut salah. Salah satu studio animasi di Jepang mengharuskan para animator bekerja selama 84 jam dalam seminggu dan dibayar dengan hanya dengan nominal 92.500 hingga 235.000 yen. Jika dirupiahkan, maka gaji para animator tersebut adalah kisaran 10,8 juta hingga 27,5 juta setiap bulan. Belum lagi, disesuaikan dengan pengalaman para animator tersebut. Tentu saja, angka kemiskinan di Jepang akan semakin bertambah. Namun, parahnya adapula lho animator yang justru diminta untuk membayar perusahannya.

2. Memperbudak freelance

Saat ini sudah tidak banyak animator yang mahir, sehingga mau tidak mau jika ingin terus berjalan dan mengingat terdapat 200 judul anime yang harus diproduksi setiap tahunnya, jalan tempuh yang harus dilalui adalah dengan memperbudak freelance. Sayangnya, para freelance tersebut pada dasarnya tak memiliki keahlian yang mumpuni dalam dunia anime. Perlakuan yang semena-mena dan gaji yang terhitung kecil, membuat para freelance hidup dengan kekurangan dan tekanan.

3. Banyaknya animator yang bunuh diri

Karena bayaran dan jam kerja yang melampaui batas juga tak masuk akal, banyak animator yang memilih jalan untuk mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Harus menggambar setiap adegan dengan baik dan membutuhkan berlembar-lembar presisi yang tinggi, membuat para animator pun stres. Apalagi, jika ada animator yang menggeluti dunia animator karena passion bukan karena kehidupan yang layak. Pada tahun 2014, seorang animator yang telah bekerja selama 600 jam dalam sebulan pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

4. Tak ada uang tambahan

Uang tambahan yang dimaksud di sini adalah hasil penjualan merchandise dari film anime yang sudah tayang. Sayangnya, meski menjadi creator dari animasi yang ia buat, ternyata tak membuat para animator ini mampu menikmati uang dari hasil penjualan merchandise tersebut. Lebih menyedihkan lagi, tak sedikit animator yang membeli karyanya sendiri ketika sudah dijual di publik demi mendapatkan keuntungan lebih.

5. Masa depan industri jJepang yang suram dan gelap

Tak hanya animator saja yang sebenarnya sering menyudahi hidupnya dengan bunuh diri, ternyata banyak pekerja yang juga berlaku demikian. Namun, industri di Jepang menjadi sebuah wadah untuk bekerja yang ternyata sangat suram. Kekurangan tenaga kerja karena satu persatu memilih untuk bunuh diri, bisnis yang semakin menurun dan berjalan di tempat membuat industri Jepang butuh hal baru agar terus berjalan dan bersinar.

Setelah membaca kelima fakta dari kehidupan seorang animator di Jepang, masih inginkah melanjutkan mimpi menjadi animator di negeri sakura tersebut?