Mengalahkan ngerinya sebuah film atau drama, kisah dari pembunuh Jack Ripper memang membuat bulu kuduk merinding. Pembunuh yang hidup di Inggris mendapatkan julukan sebagai pembunuh bayaran di London dan dengan lihainya melakukan teror menakutkan, terutama bagi kaum wanita masa itu.

Hidup di era 80-an tepatnya pada 1988, Jack Ripper terkenal kerap membunuh wanita yang terjun langsung ke dunia prostitusi. Ia akan mengincar para wanita yang tengah dalam keadaan mabuk dan miskin yang sedang melintasi jalanan Whitecapel. Waktu yang biasanya Jack Ripper gunakan untuk membunuh adalah pada dini hari di akhir pekan.

Pertama kali melancarkan aksinya pada 31 Agustus 1888, Jack Ripper membunuh seorang perempuan bernama Mary Ann Nichols yang saat itu diketahui keberadaan Mary terakhir tengan berada di sudut jalan Osborne pada dini hari. Tak disangka, jalan dan malam tersebut adalah terakhir kalinya ia hidup.

Keesokan harinya, tubuh Mary ditemukan tak bernyawa tak jauh dari sudut jalan Osborne pada pukul 03.30 waktu setempat. Tak mandek sampai di nyawa Mary saja, Jack pun kembali mengasah keahliannya dengan menghabisi nyawa Annie Chapman dua bulan kemudian, 8 September 1888.

Tak menemukan bukti apapun dari pembunuhan keduanya, ternyata Jack kembali menghabisi nyawa dua orang perempuan pada dua minggu kemudian, yaitu Elizabeth Stride dan Catherine Eddowes. Hingga pada 9 November 1888, Mary Jane Kelly harus kehilangan nyawanya di rumahnya sendiri.

Kelima korban pertama mendapatkan sebutan The Canonical Five. Hal ini berkaitan dengan kesamaan atau ciri dari cara pembunuhan, yaitu dengan merusak wajah, merobek tenggorokan dengan cara melintang, yang kemudian dimutilasi oleh Jack. Tak hanya itu saja, kekejaman Jack juga dibuktikan dengan pengambilan organ, seperti rahim, ginja, jantung, dan beberapa organ sengaja ia cecerkan di samping tubuh korban.

Tak main-main, Jack Ripper pun sempat mengancam polisi dengan mengirimkan surat yang berisi bahwa ia akan membunuh para korban selanjutnya dengan mengiri telinga wanita-wanita yang ia incar. Namun, sayangnya polisi tak mengindahkan ancaman Jack dan menganggap bahwa surat tersebut hanya hoaks saja.

Karena suratnya yang dianggap hoaks, Jack pun merasa tertantang untuk melakukan aksi bejatnya tersebut. Tepat di tiga tahun kemudian, ia membunuh kembali dua orang perempuan dengan mengiris telinga korban. Setelahnya ia sempat mengirimkan ginjal yang telah ia awetkan dengan cairan anggur kepada keamanan Whitecapel, yang setelah dicek ternyata ginjal tersebut cocok dengan salah satu korban pembunuhan Jack Ripper.

Meski ia telah mengirimkan surat kepada pihak kepolisian, tetapi masih banyak yang belum tahu siapakah pembunuh sebenarnya. Hingga akhirnya terdapat 15 orang yang dituduh sebagai Jack Ripper, yang mana salah satunya adalah seorang wanita. Polisi meyakini tiga orang, yaitu Aaron Kosminski, John Druitt, dan Michael Ostrog, sisanya polisi merasa bimbang.

Dari ketiga calon tersangka yang memiliki profesi berbeda-beda ini, polisi meyakini bahwa adanya kesamaan dari bukti-bukti yang ada, yaitu berupa rasa benci terhadap prostitusi yang dirasakan oleh tiga lelaki tersebut. Hal mengejutkan lainnya, ternyata Mary Jane Kelly saat dihabisi nyawanya oleh Jack tengah mengandung anak dari Pangeran Albert Victor cucu Ratu Victoria.

Setelah satu abad berselang, kasus pembunuhan kejam ini pun terungkap. DNA darah dari tersangka ternyata ditemukan dari selendang yang digunakan oleh Catherine Eddowes. Para Ilmuwan pun menetapkan bahwa dari tiga lelaki yang sebelumnya digadang-gadang, Aaron Kosminski lah sang Jack Ripper, tersangka pembunuhan keji.

Dahulu, Jack masih berusia 23 tahun dan berprofesi sebagai seorang tukang cukur di Polandia. Ia tinggal di daerah Elizabeth Stride, salah satu lokasi pembunuhan bersama dengan dua saudara lelaki dan satu saudari perempuannya.