Kesiapan mental adalah yang utama harus dimiliki orangtua, baru kualitas hidup anak CP bisa dikembangkan dan dioptimalkan. Berbicara mengenai Cerebral Palsy (CP), masih banyak di antara kita yang mengetahuinya sebatas kecacatan atau kelumpuhan. CP sebenarnya gangguan motorik yang sering ditemukan pada anak dengan riwayat gangguan pada masa pertumbuhan otak. Bisa dikatakan sering terjadi pada anak karena angka kejadian CP hingga sekarang ini sekitar 1,2—2,5 anak per 1.000 kelahiran hidup.

Seorang anak mengalami CP sudah bisa dilihat di usia 3 tahun. Tanda awalnya tampak pada kemampuan perkembangan motoriknya yang tidak normal. Bayi dengan CP sering kali mengalami keterlambatan perkembangan, seperti: keterlambatan kemampuan dalam tersenyum, miring, tengkurap, mengangkat kepala, duduk, merangkak, atau berjalan, yang bukan dikarenakan kegemukan.

Membantu kehidupan anak CP

Selain itu, anak mengalami kesulitan dalam gerakan motorik halus, misalnya memegang benda kecil dengan jari jemarinya atau menulis; mempunyai masalah keseimbangan dan berjalan, tidak dapat mempertahankan postur tubuhnya dengan baik; atau timbul gerakan yang tidak dapat dikontrol (anak melakukan gerakan-gerakan tanpa disadari), atau selalu mengeluarkan air liur. Tapi hal ini tidak bisa digeneralisasikan pada setiap anak karena dapat berbeda pada tiap penderita dan dapat berubah.

Yang harus kita perhatikan ialah adanya gerakan refleks yang muncul sejak lahir (refleks primitif) yang tidak menghilang saat anak bertambah usianya. Sebagai contoh adalah refleks menggenggam yang secara normal ada pada bayi baru lahir, namun akan menghilang di usia sekitar 4 bulan. Nah, pada bayi dengan kecenderungan mengalami CP, tangannya akan terus mengepal erat walaupun telah melewati usia 4 bulan. Hal lain yang mesti kita curigai adalah perkembangan anak yang lambat. Misalnya, bayi usia 4 bulan harus sudah bisa mengangkat kepalanya dengan tegak, bayi usia 3 bulan harus sudah bisa tersenyum.

Oleh sebab itu, orangtua harus mengetahui tahapan-tahapan perkembangan anak sesuai usianya. Walau gejala seorang anak mengalami CP bisa dipantau, akan tetapi untuk mengetahui atau mendeteksi adanya kemungkinan seorang anak mengalami CP sejak dalam kandungan, hingga saat ini belum ada metode dan alatnya. Akan tetapi, jika orangtua mengerti faktor risiko dan menghindarinya, hal ini bisa dijadikan langkah pencegahan yang perlu dilakukan.

Untuk anak yang ingin mahir dalam berbahasa asing, berikut adalah rekomendasi tempat belajar berbahasa Jerman terbaik di Bandung.